Gabungan ormas keagamaan akan menggelar aksi demonstrasi besar-besaran pada Jumat (4/11). Massa tidak hanya datang dari Jakarta dan sekitarnya, tapi juga daerah lain dari pelosok nusantara. Malam ini, Kamis (3/11), massa dari pelbagai ormas keagamaan dari luar Kota Jakarta mulai memadati Masjid Istiqlal.
Seorang pendemo dari Bima, Nusa Tenggara Barat Muhammad Sholeh (80) mengaku sudah dua minggu berada di Jakarta untuk ikut aksi unjuk rasa. "Sudah Jumat kemarin, 2 minggu. Dua kali nginep Masjid Istiqlal," kata Sholeh di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (3/11).
Pria paruh baya ini mengaku membawa uang Rp 3 juta untuk biaya hidup selama 2 pekan di ibu kota. Namun, uang tersebut sudah habis untuk ongkos naik bis dari Bima menuju Jakarta. Dia menghabiskan waktu 72 jam untuk sampai ke Jakarta.
"3 hari 3 malam naik kapal. Pokoknya sudah jauh hari, saya bawa uang Rp 3 juta. Naik bis Bima-Jakarta," jelasnya.
Sholeh mengaku ikut aksi unjuk rasa karena merasa tersinggung dengan ucapan calon gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok. Ayah delapan anak ini tidak akan pulang ke Bima sebelum kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok diusut tuntas.
"Belum bisa pulang sebelum ini selesai. Kita itu kan dihina, coba enggak di hina enggak repot-repot," imbuhnya.
Pimpinan Iman dan Taqwa (Imtaq) SMK 5 ini mengaku telah menyurati Presiden Joko Widodo untuk berdialog. Pihak Istana pun telah menanggapi surat Sholeh dan berjanji akan menemuinya 10 hari lagi.
"Saya bilang harus ke bapak Presiden. Ada surat-suratnya sudah diterima bapak Presiden, dari tanggal 1 kemarin. Untuk ketemu bapak Presiden," tuturnya.
"Isinya berdialog bertatap muka. Dengan Kapolri, panglima. Yang diminta saya harus dengan bijaksana, segera diselesaikan yang mengatur utu adalah Pemerintah karena yang berkuasa adalah bapak Presiden," sambung dia.
Meski harus meninggalkan rumah dalam waktu cukup lama, keluarganya merestuinya. Dia bercerita, cucunya selalu menelepon dan menyampaikan perasaan rindu.
"Enggak Ada yang ngelarang. Kalau sudah tekat, enggak ada yang melarang," ujar dia. (ma)
No comments:
Post a Comment