ADA berbagai macam siksaan yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala siapkan bagi orang-orang yang melakukan kesalahan dan tidak mengakui kesalahan serta memperbaikinya. Dan siksaan itu disesuaikan dengan perilaku buruknya di dunia.
Salah satu siksaan yang akan diperoleh oleh jenazah pendosa adalah dicabik oleh malaikat. Lantas, dosa apa yang membuatnya dicabik? Hal ini dapat kita ketahui dari kisah yang diceritakan oleh Umat bin Abdul Aziz. Seperti apa kisahnya?
Suatu saat, Umar sedang mengurusi salah seorang jenazah kerabatnya yang bernama Fatih. Ia ikut memandikan, mengkafani, dan menshalatinya. Ia juga ikut dalam membawa jenazah menuju pemakaman umum.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke pemakaman itu, jenazah itu pun segera dimakamkan dan kemudian orang yang melayat pun meninggalkan kuburnya. Begitu juga dengan Umar yang meninggalkan makam itu. Beberapa langkah ia menjauh dari pemakaman, ia pun mendengar suara dari dalam makam yang baru diurusnya itu. Ia mengira bahwa suara itu adalah suara malaikat yang melaksanakan tugasnya di alam kubur. Ternyata inilah permulaan siksa kubur dalam Islam.
Suara itu mengatakan kepada Umar, maukah ia memberitahu apa yang telah diperbuat suara itu dengan orang yang dicintainya itu. Tentu saja Umar ingin mengetahui apa yang terjadi. Suara itu semakin keras dalam menjelaskan, ia telah membakar kain kafannya, dirobeklah seluruh badannya dan disedot darahnya serta dikunyah daging jenazah itu.
Lalu suara itu kembali bertanya kepada Umar, maukah ia tahu apa yang diperbuat malaikat kepada anggota badan si jenazah. Umar pun semakin penasaran apa yang terjadi dengan anggota badan si jenazah. Suara itu menjelaskan bahwa malaikat telah mencabut dagingnya satu persatu dari kedua telapak tangannya. Kemudian dari tangan ke lengan, dari lengan ke pundak. Serta dicabutlah lutut dari betisnya dan betis ke telapak kakinya. Suara itu terdengar sungguh menyeramkan.
Setelah itu, Umar yang bertanya, apa yang dilakukan si jenazah hingga ia mendapatkan siksa kubur yang begitu pedih. Dijelaskanlah bahwa sebenarnya hanya sedikit. Kemuliaan yang ada di dalam jenazah itu adalah kehinaan. Pemuda ini telah larut dalam kenikmatan dunia yang semu sampai-sampai melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia telah lalai dengan kewajibannya, shalat.
Begitu mendengar semua itu, Umar pun menangis. Ia kemudian merenung dan menghimbau pada orang-orang yang masih hidup untuk meningkatkan ibadahnya pada Allah, baik secara kuantitasnya maupun kualitasnya. Beberapa ibadah yang harus kita lakukan adalah melaksanakan shalat, berpuasa, zakat, dan masih banyak lagi.
Setelah itu, Umar menjadi semakin rajin dalam mengingatkan sesama umat Islam mengenai siksa kubur setelah pemakaman dan hakikat kesenangan dunia yang seringkali menipu kita dan menjauhkan diri pada Allah. Dalam salah satu dakwahnya, Umar menjelaskan bahwa celakalah mereka yang tertipu oleh kenikmatan dunia, di alam kubur tidak akan ada siang atau malam, tertutup kesempatan untuknya beramal. Mereka juga akan terpisah dari kekasih, keluarga, istri yang dinikahi, anaknya dan orang-orang lainnya. Sedangkan kerabatnya sibuk dengan membagi-bagi rumah dan harta warisannya. Karena itulah mari kita bersama meningkatkan ibadah kita pada Allah.
Berdasarkan kisah nyata siksa kubur di atas, kita diingatkan bahwa kenikmatan atau kesenangan di dunia hanyalah semu dan tidak akan bertahan abadi. Bahkan, jika kita tidak memiki keimanan yang teguh dan ketakwaan yang kuat maka sangat mudah untuk kita terjerumus ke dalam kenikmatan dunia hingga melalaikan kewajiban kita sebagai hamba-Nya. Oleh karena itu, ingatlah bahwa kehidupan yang hakiki adalah kehidupan di akhirat. Sehingga kita harus senantiasa berusaha menujunya untuk menghindari bernasib seperti jenazah dicabik malaikat tadi.
No comments:
Post a Comment