JAKARTA - AKSI BELA ISLAM II Jakarta 4 November 2016 menghadirkan kisah-kisah penuh inspiratif. Kisah perjuangan dan pengorbanan dari jiwa-jiwa yang terpanggil oleh Seruan Al-Quran.
Ini sepenggal kisah dituturkan ust. Budi dari Semarang yang pagi dinihari tadi, Jumat (4/11), nyampe di ibukota dan hendak ke Istiqlal.
SEPENGGAL CERITA
"Saya waktu berangkat, dicemberutin sama istri," Kata Haji Supardan (salah satu rombongan) sambil tersenyum.
"Wah. Sama pak. Saya juga begitu ... " Kata Bapak-bapak disamping saya sambil tertawa. Beliau PNS yang bekerja di Perguruan Tinggi Negeri.
Satu bapak lagi bercerita bahwa dia mengajukan ijin cuti kerja.
"Tapi teman-teman saya sudah pada komentar: Halah, paling mau demo ke Jakarta tuh .... " Kata bapak satunya lagi sambil tertawa.
Ini sepenggal kisah dituturkan ust. Budi dari Semarang yang pagi dinihari tadi, Jumat (4/11), nyampe di ibukota dan hendak ke Istiqlal.
SEPENGGAL CERITA
"Saya waktu berangkat, dicemberutin sama istri," Kata Haji Supardan (salah satu rombongan) sambil tersenyum.
"Wah. Sama pak. Saya juga begitu ... " Kata Bapak-bapak disamping saya sambil tertawa. Beliau PNS yang bekerja di Perguruan Tinggi Negeri.
Satu bapak lagi bercerita bahwa dia mengajukan ijin cuti kerja.
"Tapi teman-teman saya sudah pada komentar: Halah, paling mau demo ke Jakarta tuh .... " Kata bapak satunya lagi sambil tertawa.
Mereka bertiga jauh lebih sepuh dari saya. Rambut mereka sudah banyak yang memutih. Mereka tinggalkan anak istri dan pekerjaan. Mereka membiayai perjalanan dengan kantong sendiri. Ghirah memancar dari mata dan kata-kata yang mereka ucapkan.
Mereka tau resiko aksi ini. Banyak hal yang mungkin tidak terduga. Tapi cinta mereka kepada Quran mengalahkan segala ketakutan.
Saya pribadi yakin, aksi ini akan tertib dan damai . Saya sudah melihat orang-orang yang datang bersama kami. Wajah mereka teduh, prilaku mereka santun. Tidak ada wajah beringas atau kata-kata kasar. Saat antri mandi di Masjid tadi, kami saling mendahulukan orang lain, itsar. Padahal kami banyak tidak saling mengenal. Ini membuat saya semakin yakin bahwa aksi dilakukan oleh orang-orang baik dan santun.
Orang-orang yang mengatakan aksi ini dibayar, dan mengharap nasi bungkus, tidak memahami tempat Quran di hati orang-orang beriman.
"Bi, mau kemana? Ikut ya...? " Tanya anak saya nomer dua, saat melihat saya packing pakaian.
"Abi mau Jihad Konstitusi ... " Istri saya menyahut. Wih keren sekali istilahnya. Itu sepenggal cerita saat saya mau berangkat ke Jakarta.
Sob.. Kami siap-siap mau ke Istiqlal. Mohon doanya ya ...
#Aksi Damai Bela Islam
#14 Nopember
*dari fb ust Budi Hidayat
No comments:
Post a Comment