Namun Posisi diam dan menjadi penonton adalah selemahnya pilihan posisi yang dapat dipilih oleh sang pemimpin ditambah situasi ini berbicara mengenai sebagian besar rakyatnya yang muslim berbicara membela agamanya
Saat ini rakyatnya yang beragama Islam dan menjadi mayoritas di negeri ini, menunggu sikap dari sang Presiden; dan sebagai pemilih terbesar pula mungkin sudah seharusnya sang presiden memberikan sikapnya minimal dengan tujuan menenangkan dan mampu memposisikan diri sebagai seorang yang negarawan dengan menunjukkan bahwa hukum diatas kepentingan semua warga negara termasuk seorang pejabat publik sekalipun yaitu Gubernur kepala daerah
Menjadi Presiden, sudah menjadi kewajiban berdiri diatas segala kepentingan, diatas segala pesanan, dan tidak boleh ada intervensi apapun kepada diri sang presiden
Karena sudah sepantasnyalah, sang presiden yang menjadi harapan semua agama, semua golongan dan semua lapisan; bersikap layaknya negarawan dengan mampu memposisikan diri dan berani bersikap demi atas nama NKRI
Hukum diatas segalanya, ditambah negara ini adalah negara berdasarkan hukum, semua warga negara termasuk para pejabat publik juga harus taat dan tunduk pada hukum yang berlaku di negeri ini, tidak ada diri diri di negeri ini yang tak dapat disentuh hukum (Untouchables) dan tidak ada yang merasa kebal hukum ketika dirinya melakukan pelanggaran atas UU atau atas penghinaan yang dilakukan
Semua sama dimata hukum, dan Presiden sudah seharusnya bersikap demi menjunjung nama baik hukum di negeri ini, siapapun dan apapun harus menaati aturan hukum yang berlaku
KECUALI ada kukungan politik dan kepentingan di dalam diri sang presiden, sehingga membuatnya harus memilih diam dan tak mau bersikap asal aman
Negeri ini menjadi pertaruhannya, sang Pemimpin sudah harusnya tampil di tengah tengah rakyat yang dipimpinnya, memberitahukan posisinya sebagai seorang pemimpin yang mampu bersikap tegas dan negarawan
Bukan malah lari dari kegaduhan yang ada, memilih ke luar negeri karena kuatir harus bersikap demi negeri yang dipimpinnya, sangat ironi apabila mengingat dulu puluhan triliun telah dikeluarkan negeri ini untuk mencari pemimpinnya
Ternyata hanya melahirkan pemimpin yang terkukung kepentingan dan pesanan politik
Adityawarman @aditnamasaya
No comments:
Post a Comment