Monday, October 31, 2016

Terkukung Kepentingan: Ketika Presiden Hanya DIAM Menyaksikan Rakyatnya Membela Agamanya

Jakarta- Posisi diam atau hanya penonton adalah posisi yang menjadi pilihan dari begitu banyak pilihan, bagaimana seorang pemimpin bersikap melihat dan menilai sebuah situasi

Namun Posisi diam dan menjadi penonton adalah selemahnya pilihan posisi yang dapat dipilih oleh sang pemimpin ditambah situasi ini berbicara mengenai sebagian besar rakyatnya yang muslim berbicara membela agamanya




Saat ini rakyatnya yang beragama Islam dan menjadi mayoritas di negeri ini, menunggu sikap dari sang Presiden; dan sebagai pemilih terbesar pula mungkin sudah seharusnya sang presiden memberikan sikapnya minimal dengan tujuan menenangkan dan mampu memposisikan diri sebagai seorang yang negarawan dengan menunjukkan bahwa hukum diatas kepentingan semua warga negara termasuk seorang pejabat publik sekalipun yaitu Gubernur kepala daerah

Menjadi Presiden, sudah menjadi kewajiban berdiri diatas segala kepentingan, diatas segala pesanan, dan tidak boleh ada intervensi apapun kepada diri sang presiden

Karena sudah sepantasnyalah, sang presiden yang menjadi harapan semua agama, semua golongan dan  semua lapisan; bersikap layaknya negarawan dengan mampu memposisikan diri dan berani bersikap demi atas nama NKRI

Hukum diatas segalanya, ditambah negara ini adalah negara berdasarkan hukum, semua warga negara termasuk para pejabat publik juga harus taat dan tunduk pada hukum yang berlaku di negeri ini, tidak ada diri diri di negeri ini yang tak dapat disentuh hukum (Untouchables) dan tidak ada yang merasa kebal hukum ketika dirinya melakukan pelanggaran atas UU atau atas penghinaan yang dilakukan

Semua sama dimata hukum, dan Presiden sudah seharusnya bersikap demi menjunjung nama baik hukum di negeri ini, siapapun dan apapun harus menaati aturan hukum yang berlaku

KECUALI ada kukungan politik dan kepentingan di dalam diri sang presiden, sehingga membuatnya harus memilih diam dan tak mau bersikap asal aman

Negeri ini menjadi pertaruhannya, sang Pemimpin sudah harusnya tampil di tengah tengah rakyat yang dipimpinnya, memberitahukan posisinya sebagai seorang pemimpin yang mampu bersikap tegas dan negarawan

Bukan malah lari dari kegaduhan yang ada, memilih ke luar negeri karena kuatir harus bersikap demi negeri yang dipimpinnya, sangat ironi apabila mengingat dulu puluhan triliun telah dikeluarkan negeri ini untuk mencari pemimpinnya

Ternyata hanya melahirkan pemimpin yang terkukung kepentingan dan pesanan politik

Adityawarman @aditnamasaya

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

No comments:

Post a Comment